Selasa, 13 April 2010

IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR

IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR

Banyak pandangan tentang mengajar. Setiap pandangan membawa implikasi terhadap pelaksanaan pengajaran. Dan kita tentu tahu bahwa masing-masing pandangan atau teori mempunyai relevansi dengan situasi tertentu. Oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan minimal tentang teori belajar mengajar sebagai pegangan dalam praktek.
Berikut ini disajikan pemikiran-pemikiran yang telah disumbangkan para ahli terhadap belajar yaitu teori Gagne, teori Ausubel dan teori Piaget. Diharapkan penerapannya akan meningkatkan mutu pendidikan.

A.Teori Gagne
Guru merumuskan tujuan-tujuan mengajar dalam bentuk yang disebut Tujuan Instruksional Khusus yang di dalamnya tercakup tiga domain , yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik.
Hasil Belajar Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan-kemampuan (capabilities). Menurut Gagne kemampuan-kemapuan yang ditunjukan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu :
1. Ketrampilan Intelektual
Ketampilan ini merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.
2. Strategi-strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan proses kontrol , yaitu proses internal yang digunakan pesertra didik untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.
3. Informasi Verbal Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah , dan juga dari kata-kata yang diucapakn orang, dari membaca, radio, televisi dan media lainnya.
4. Sikap-sikap
Sikap-sikap ini ditujukan pada perilaku-perilaku sosial seperti kata-kata kejujuran, dermawan, dan nilai moralitas lainnya.
5. Ketrampilan-ketrampilan Motorik
Merupakan kegiatan fisik yang digabung dengan ketrampilan intelektual, seperti menggunakan buret, memanaskan zat, dll.

Kejadian-kejadian Belajar Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning act), yaitu :
1. Fase Motivasi
2. Fase Pengenalan
3. Fase Perolehan
4. Fase Retensi
5. Fase Pemanggilan
6. Fase Generalisasi
7. Fase Penampilan
8. Fase Umpan Balik

Kejadian-kejadian instruksi Berdasarkan analisanya tentang kejadian-kejadian belajar, Gagne menyarankan kejadian-kejadian instruksi, yaitu :
1. Mengaktifkan motivasi (activiting motivation)
2. Memberi tahu tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian (directing attention)
4. Merangsang ingatan ( stimulating recall)
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi ( enhancing retention)
7. Melancarkan transfer belajar 8. Mengeluarkan penampilan, memberikan umpan balik

B.Teori Ausubel
Belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi , yaitu:
 Dimensi pertama berhubungan dengan materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan.
 Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.

Belajar Bermakna
Inti dari teori Ausubel adalah belajar bermakna . Belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru pada pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsumer-subsumer relevan yang telah ada dalam struktur kognitif.

Belajar Hafalan Bila dalam stuktur seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila tidak dilakukan usaha untuk
mengasimilasi pengetahuan baru pada konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif , akan terjadi belajar hafalan.

Menerapkan Teori Ausubel Dalam Mengajar Dalam mengajar ,belajar bermakna menekankan penerapan prinsip-prinsip tertentu yaitu : 1. Pengatur awal (advance organizer)
2. Diferensiasi progresif
3. Belajar superordinat
4. Penyesuaian integratif

Peta Konsep
Digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep. Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila peta konsep disusun secara hierarki, ini berarti konsep yang lebih inklusif berada di puncak peta.

C. Teori Piaget

Dalam pandangan Piaget , pengetahuan daatang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada sejauh mana anak aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya dengan lingkungan (kontrukktivis)

Menurut Piaget , ada 3 aspek pertumbuhan intelektual yaitu stuktur, isi dan fungsi. Tindakan menuju pada perkembangan operasi , dan selanjutnya operasi menuju pada perkembangan struktur.
Operasi merupakan tindakan yang terinternalisasi , reversible, selalu tetap,
Struktur merupakan organisasi mental tingkat tinggi , satu tingkat lebih tinggi dari operasi.
Isi pertumbuhan intelektual ialah pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah yang dihadapi.

Tingkat Perkembangan Intelektual
Semua individu melalui 4 tingkat perkembangan intelektual , yaitu :
• sensori-motor , usia 0 – 2 tahun
• pra-operasional, usia 2 – 7 tahun
• operasional konkret, usia 7 – 11 tahun
• operasional formal, usia 11 hingga dewasa

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual
Berdasarkan hasil studinya yang bertahun-tahun, Piaget mengemukakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi transisi ini yaitu :
• kedewasaan (maturation),
• pengalaman fisik (physical experience),
• pengalaman logika matematik ( logic-mathematical experience),
• transmisi sosial (social transmission),
• proses keseimbangan (equilibration).

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR GAGNE
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Buku sumber : - Buku kimia kelas X, Parning dan Horale, Yudhistira, 2006 - Buku kimia kelas X, Unggul Sudarno, Phibeta, 2006 - Buku kimia kelas X, Ganeca Excat Bandung, 2006

MATERI FASE BELAJAR KEGIATAN BELAJAR

Manfaat listik dalam kehidupan sehari-hari



Identifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit
















Larutan elektrolit dan nonelektrolit







Larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
Fase motivasi





Fase pengenalan




Fase perolehan



Fase retensi








Fase generalisasi








Fase penampilan






Fase umpan balik
- Peserta didik menyebutkan fungsi listrik dalam kehidupan sehari-hari
- Menyebutkan benda-benda yang dapat menghantar arus listrik ( konduktor)
- Menyebutkan benda-benda yang tidak dapat menghantar arus listrik (isolator)

- Peserta didik diingatkan untuk memperhatikan bola lampu (terang, redup, mati) dan memperhatikan muncul atau tidaknya gelembung udara dalam larutan ketika melakukan percobaan

- Peserta didik menggunakan alat uji elektrolit untuk mengetahui apakah larutan- larutan yang sudah tersedia dapat menghantar listrik atau tidak.

- Menyebutkan kembali benda-benda padat yang dapat dan tidak dapat menghantar listik , yang terdapat disekitarnya.
- Menyebutkan larutan-larutan yang dapat menghantar listrik dan yang tidak sesuai hasil percobaan.
- Memberi alasan mengapa larutan-larutan tsb disebut elektrolit dan nonelektolit

- Menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantar arus listrik
- Mengelompokan larutan-larutan yang digunakan dalam percobaan, ke dalam 3 kelompok yaitu : senyawa ion, kovalen, kovalen polar
- Menuliskan reaksi ionisasi dari larutan elektrolit yang digunakan dalam percobaan


- Megerjakan latihan
Dituliskan 10 macam larutan senyawa. Peserta didik diminta untuk menentukan a. jenis ikatan kimia
b. reaksi ionisasi
c. sebagai elektrolit lemah, kuat atau nonelektrolit


- Peserta didik yang belum kompeten, mengikuti remedial



SUGIARTI
081188410030
PRODI S2 PENDK KIMIA
UNIMED

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR AUSUBEL
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Buku sumber : - Buku kimia kelas X, Parning dan Horale, Yudhistira, 2006 - Buku kimia kelas X, Unggul Sudarno, Phibeta, 2006 - Buku kimia kelas X, Ganeca Excat Bandung, 2006

MATERI PRINSIP BELAJAR KEGIATAN BELAJAR

Peranan ion dalam menghantar arus listrik




Senyawa ion, kovalen dan kovalen polar






Larutan elektrolit dan nonelektrolit
Pengatur awal :
Peserta didik mendapat penjelasan bahwa dalam larutan elektrolit terdapat ion yang bergerak bebas, yang berperan menghantar arus listrik.

Diferensiasi progresif :
Disajikan konsep yang umum yaitu
pengertian larutan,
contoh-contoh larutan,
larutan senyawa ion,
larutan senyawa kovalen dan kovalen polar


Belajar superordinat :
Memahami keluasan konsep sebelumnya melalui percobaan











Penyesuaian integratif:
Menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep sebelumnya
- Peserta didik berdiskusi tentang daya hantar listrik dari senyawa-senyawa yang tidak dalam bentuk larutan




- Peserta didik menentukan larutan yang telah tersedia sebagai senyawa ion, kovalen, atau kovalen polar
- Menuliskan reaksi ionisasi





- Peserta didik mengidentifikasi larutan , dapat atau tidak dapat
menghantar arus listrik (elektrolit , nonelektrolit) sesuai hasil percobaan
- Mengelompokkan larutan ke dalam 2 bagian yaitu : elektrolit dan nonelektrolit.
- Mengelompokkan larutan elektrolit ke dalam 2 bagian yaitu : elektrolit kuat dan elektrolit lemah.


- Peserta didik menemukan hubungan antara daya hantar listrik dengan jenis ikatan kimia
- Peserta didik memahami bahwa larutan elektrolit sebagai konduktor, dan larutan nonelektrolit sebagai nonkonduktor.

.






SUGIARTI
081188410030
PRODI S2 PENDK KIMIA
UNIMED


IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR PIAGET
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Buku sumber : - Buku kimia kelas X, Parning dan Horale, Yudhistira, 2006 - Buku kimia kelas X, Unggul Sudarno, Phibeta, 2006 - Buku kimia kelas X, Ganeca Excat Bandung, 2006

MATERI FASE BELAJAR KEGIATAAN BELAJAR

Manfaat listrik




Larutan elektrolit dan nonelektrolit












Elektrolit kuat dan elektrolit lemah



Apersepsi




Eksplorasi














Konflik kognisi



Pengenalan konsep


Aplikasi konsep
- Peserta didik mengemukakan kemudahan- kemudahan yang dirasakan dengan adanya listik, juga sisi negatifnya jika ada.

- Peserta didik mencari larutan-larutan yang dapat dan tidak dapat menghantar arus listik .
- Peserta didik membedakan larutan-larutan yang telah disediakan guru, dapat atau tidak dapat mengahantar arus listrik
- Dengan menggunakan alat uji elektrolit, peserta didik mengetahui tingkat daya hantar listrik dari setiap larutan.
- Mengelompokkan larautan-larutan ke dalam 3 bagian, yaitu : elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit

- Mendiskusikan perbedaan tingkat daya hantar listrik dari larutan-larutan tsb.



- Peserta didik mengkaji jenis ikatan kimia dari tiap-tiap larutan senyawa.


- Peserta didik menjelaskan peranan ion dalam menghantarkan arus listrik.
- Peserta didik memperkirakan hubungan konsentrasi larutan larutan terhadap tingkat daya hantar listrik.








SUGIARTI
081188410030
PRODI S2 PENDK KIMIA
UNIMED

Silabus kelas x

SILABUS
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/Gasal
Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
Alokasi waktu : 10 JP
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber/ Bahan /alat
1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron

o Perkembangan teori atom, mulai dari teori Dalton sampai dengan teori atom modern
o Mengkaji atom sebagai partikel dasar penyusun materi (teori atom Dalton) dalam diskusi kelompok.
o Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (tugas rumah )
o Menyimpulkan tugas rumah oleh kelompok masing2
o Mengidentifikasi unsur ke dalam isotop, isoton dan isoton melalui kerja kelompok.
o Mengkaji massa atom dan massa atom relatif dalam diskusi kelompok.
o Mengkaji konfigurasi elektron dan cara penulisannya dalam diskusi kelas.
o
1.1.1 Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen
1.1.2 Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton.
1.1.3 Menentukan massa atom relatif berdasarkan kelimpahan isotopnya
1.1.4 Menentukan massa molekul relatif.
1.1.5 Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
Jenis tagihan:
- Tugas kelompok
- Kuis
- Ulangan

Bentuk instrumen:
- Laporan tertulis
- Performans (Kinerja dan sikap)
- Tes tertulis
2 JP
Sumber:
- Buku kimia
- Tabel periodik
- LKS
o Perkembangan tabel periodik unsur o Mengkaji sistem periodik untuk memahami makna daftar tersebut melalui diskusi kelas.
o Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok
o Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokan unsur-unsur.
1.1.6 Mendeskripsikan struktur sistem periodik unsur.
1.1.7 Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
2 JP
o Sifat kepriodikan unsur o Mengkaji keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasarkan data atau grafik dan nomor atom melalui diskusi kelompok.
o Menghubungkan keteraturan sifat jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
o Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid 1.1.8 Menentukan letak unsur sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektron, atau sebaliknya.
1.1.9 Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan.
1.1.10 Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid. 2 JP

1.2Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat dan ikatan logam, serta hubungannnya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
Ikatan kimia
o Kestabilan unsur
o Struktur lewis
o Ikatan ion dan ikatan kovalen
o Ikatan kovalen koordinat

o Mengkaji beberapa senyawa untuk menentukan mengapa atom-atom membentuk ikatan kimia.
o Menentukan unsur yang dapat melepas elektron atau menerima elektron untuk mencapai kestabilan dalam diskusi kelompok.
o Menggambarkan lambang Lewis melalui diskusi kelas
o Membandingkan proses pembentukan ikatan ion dan ikatan kovalen dalam diskusi kelas.
o Mendiskusikan proses terjadinya ikatan kovalen koordinat dari beberapa contoh sederhana

1.2.1 Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
1.2.2 Menggambarkan lambang Lewis unsur gas mulia (duplet dan oktet) dan unsur bukan gas mulia.
1.2.3 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
1.2.4 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap tiga.
1.2.5 Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi


Jenis tagihan:
Kuis
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan

Bentuk instrumen:
Laporan tertulis
Performans (Kinerja dan sikap)
Tes tertulis

2 JP

Sumber:
Buku kimia

Bahan/Alat
LKS
o Senyawa kovalen polar dan non polar

o ikatan logam o Merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki kepolaran senyawa di laboratorium
o Mengidentifikasi sifat fisik logam dan menghubungkannnya dengan proses pembentukan ikatan logam dalam diskusi kelompok di laboratorium. 1.2.6 Menyelidiki kepolaran dari beberapa senyawa dan menghubungkannya dengan kelektronegatifan unsur-unsur melalui percobaan.
1.2.7 Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannnya dengan sifat fisik logam.
1.2.8 Menghubungkan sifat fisis materi dan hubungannnya dengan jenis ikatan kimianya. 2 JP


















Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/Gasal
Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (Stoikiometri)
Alokasi waktu : 16 JP
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber/Bahan/alat
2.1Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan senyawa organik sederhana serta persamaan reaksinya.
o Tata nama senyawa o Menentukan nama senyawa kovalen biner
o Menentukan nama senyawa ionik biner
o Menentukan nama senyawa ion poliatomik yang terbentuk dari tabel kation (golongan utama dan NH4+) dan anion poliatomik serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.
o Menyimpulkan aturan pemberian nama senyawa biner dan poliatomik.
o Menginformasikan nama beberapa senyawa organik sederhana
2.1.1 Menuliskan nama senyawa biner
2.1.2 Menuliskan nama senyawa poliatomik
2.1.3 Menuliskan nama senyawa organik sederhana Jenis Tagihan:
- Tugas individu
- Kuis

Bentuk Instrukmen:
- Tes tertulis
4 JP
Sumber:
Buku Kimia


o Persamaan reaksi sederhana o Mendiskusikan cara menyetarakan reaksi
o Latihan cara menyetarakan persamaan reaksi 2.1.4 Menyetarakan persamaan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.

2 JP

2.2Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimiamelalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia

Hukum Dasar Kimia
o Hukum Lavoisier
o Hukum Proust
o Hukum Dalton
o Hukum gay Lussac
o Hukum Avogadro
o Merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikakn hukum Lavoisier dan hukum Proust di laboratorium
o Menarik kesimpulan dari data hasilpercobaan

2.2.1 Membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan
2.2.2 Membuktikan hukum Proust melalui percobaan
Jenis Tagihan:
- Tugas individu
- Tugas kelompok
- Ulangan

Bentuk Instrumen:
- Tes tertulis
- Performans
- Laporan tertulis

2 JP

Sumber:
- Buku Kimia

Bahan:
LKS dan bahan untuk percobaan.
o Mendiskusikan data percobaan untuk membuktikan hukum Dalton, Hukum Gay Lussac, dan hukum Avogadro dalam diskusi kelompok di kelas
o Menghitung volume gas pereaksi dan atau hasil reaksiberdasarkan hukum Gay Lussac.
o Menemukan hubungan antara volum gas dengan jumlah molekulnya yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama (HUkum Avogadro) 2.2.3 Menganalsis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton)
2.2.4 Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (Hukum gay Lussac)
2.2.5 Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum Avogadro.
4 JP

o Perhitungan kimia
o Diskusi informasi konsep mol
o Menghitung jumlah mol, jumlah partikel, massa dan volum gas, menulis rumus empiris, rumus molekul, air kristal, kadar zat dalam senyawa dan pereaksi pembatas.
2.2.6 Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel , massa dan volum zat
2.2.7 Menentukan kadar zat dalam senyawa
2.2.8 Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
2.2.9 Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
2.2.10 Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
2.2.11 Menentukan rumus hidrat
4 JP



MENGETAHUI GEBANG, AGUSTUS 2009
KEPALA SMA NEGERI I GEBANG GURU MATA PELAJARAN KIMIA


PAINGIN, S.Pd SUGIARTI
NIP. 196507161989031005 NIP. 197009281993012002











SILABUS

mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/Genap
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
Alokasi waktu : 12 JP
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber/Bahan/alat
3.1 Mengidentifi- kasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan o Larutan elektrolit dan non elektrolit
o Jenis larutan berdasarkan dayahantar listrik
o Jenis larutan elektrolit berdasarkan jenis ikatan o Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit dalam diskusi kelompok di laboratorium
o Menyimpulkan perbedaan sifat dan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit. 3.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan
3.1.2 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan hantaran listriknya
3.1.3 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
3.1.4 Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Jenis tagihan:
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan
Kuis
Responsi (ujian praktek)

Bentuk instrumen:
Tes tertulis
Performans (kinerja dan sikap)
Laporan tertulis

4 JP
Sumber:
Buku kimia

Bahan:
LKS dan alat serta bahan untuk percobaan
3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannnya dengan tatanama senyawa serta penerapannya o Konsep oksidasi-reduksi
o Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
o Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah linhkungan o Demonstrasi reaksi pembakaran dan serah terima elektron (misal reaksi antara paku besi dengan air aki)
o Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi di kelas
o Berlatih menentukan bilangan oksidasi, oksidator, reduktor, hasiloksidasi, hasil reduksi
o Menemukan konsep redoks untuk memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelompok di kelas 3.2.1. Membedakan konsep oksidasi-reduksiditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
3.2.2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3.2.3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
3.2.4. Memberi nama senyawa menurut aturan IUPAC.
3.2.5 Mendeskripskan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
8 JP


mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/ Genap
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul
Alokasi waktu : 20 JP
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber/Bahan/alat
4.1 Mendeskrip-sikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon
o Mengidentifikasi atom C, H dan O
o Kekhasan atom karbon
o Atom C primer, sekunderm, tertier dan kuarterner o Merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi unsur C, H dan O dalam senyawa karbon dalam diskusi kelompok di laboratorium
o Dengan menggunakan molymod mendiskusikan ke khasan atom karbon dalam diskusi kelompok di kelas
o Menentukan atom C primer, sekunder, tertier, dan kuarterner dalam diskusi kelompok di kelas 4.1.1 Mengidentifikasi unsur C, H dan O dalam senyawa karbon melalui percobaan.
4.1.2 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
4.1.3 Membedakan atom karbon primer, sekunder, tertier dan kuarterner. Jenis tagihan:
Tuga skelompok
Ulangan
Bentuk tagihan:
Tes tertulis
Performans
Laporan tertulis

4 JP
Sumber:
Buku Kimia

Bahan:
LKS
Alat dan bahan untuk percobaan
Molymod

4.2 Menggolong- kan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat senyawa






o Alkana, alkena dan alkuna





o Sifat fisik alkana, alkena dan alkuna

o Isomer



o Reaksi senyawa karbon






o Dengan menggunakan molymod (dapat diganti dengan molymod buatan sendiri) mendiskusikan jenis ikatan pada atom karbon pada senyawa alkana, alkena dan alkuna.
o latihan tata nama


o Menganalisa data titik didih dan titik leleh senyawa karbon dalam diskusi kelompok

o Dengan menggunakan molymod menentukan isomer senyawa hidrokarbon melalui diskusi kelompok

o Merumuskan reaksi sederhana senyawa alkana, alkena dan alkuna dalam diskusi kelas. 4.2.1 Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan

4.2.2 Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna

4.2.3 Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strutur molekullnya.

4.2.4 Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, dan fungsi atau isomer geormtri (cis-trans)

4.2.5 Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna (reaksi oksidasi, adisi, substitusi dan reaksi eleiminasi)

Jenis tagihan:
Tuga skelompok
Kuis
Ulangan

Bentuk tagihan:
Tes tertulis














6 JP












4.3 Menjelaskan proses pembentukan dan teknilk pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya o Minyak bumi
o Fraksi minyak bumi
o Mutu bensin
o Dampak pembakaran bahan bakar o Dalam keja kelompok membahas tentang eksplorasi minyak bumi, fraksi minyak bumi, mutu bensin, petrokimia, dan dampak hasil pembakaran nahan bakar
o Presentasi hasil kerja kelompok. 4.3.1 Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam

4.3.2 Menjelaskan komponan-komponen utama

4.3.3 Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.

4.3.4 Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
4.3.5 Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhjadap lingkungan. Jenis tagihan:
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan

Bentuk tagihan:
Tes tertulis
Laporan tertulis (makalah) 6 jP Sumber:
Buku Kimia
Internet

Bahan:
LKS
LCD/komp.
4.4 Menjelaskan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pangan, sandang, perdagangan, seni dan estetika. o Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari o Diskusi dalam kerja kelompok untuk mengidentifikasi kegunaan senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan, sandang, papan dan dalam seni dan estetika (untuk daerah penghasil minyak bumi atau yang memiliki industri petokimia bisa diangkat sebagai bahan diskusi) 4.4.1 Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan
4.4.2 Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan
4.4.3 Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika Jenis tagihan:
Tugas kelompok
Kuis
Ulangan

Bentuk tagihan:
Tes tertulis
Laporan tertulis (makalah) 4 JP Sumber:
Buku Kimia
Internet

Bahan:
LKS
LCD/komp




MENGETAHUI GEBANG, AGUSTUS 2009
KEPALA SMA NEGERI I GEBANG GURU MATA PELAJARAN KIMIA


PAINGIN, S.Pd SUGIARTI
NIP. 196507161989031005 NIP. 197009281993012002

KELEMAHAN PENILAIAN TES PILIHAN GANDA


BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki kompetensi dasar perlu dikembangkan suatu sistem penilaian. Sistem penilaian yang dilakukan harus mencakup seluruh kompetensi dasar dan sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan guru. Sistem harus berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum , serta mengetahui kesulitan peserta didik. Untuk itu digunakan berbagai tehnik penilaian dan ujian, yaitu : pertanyaan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas rumah, pengamatan dan sebagainya.
Salah satu tehnik penilaian yang umum digunakan adalah penilaian tertulis. Penilaian secara tertulis merupakan tes yang soal dan jawabannya diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban , tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan sebagainya.
Bentuk soal tes yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
- Pilihan ganda
- Uraian objektif
- Uraian non-objektif
- Jawaban singkat
- Menjodohkan
- Performans
- Portfolio

Bentuk pilihan ganda dapat mencakup banyak materi pelajaran , penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan komputer. Namun terdapat beberapa kelemahan , yaitu :
- Membuat butir soal pilihan ganda yang berkualitas baik cukup sulit
- Peluang kerja sama antar peserta tes sangat besar.
- Peserta didik cenderung menerka jika tidak mengetahui jawaban





BAB II
ISI
A.Penilaian Bentuk Tes Tertulis Objektif
Penilaian adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi , menganalisis, dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat keputusan-keputusan (Kunandar, 2007 )
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) . Prinsip penilaian yang penting adalah akurat, ekonomis, dan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.
Beragam tehnik dapat dilakukan untuk mengumpulakn informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Tehnik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Untuk mendapatkan informasi yang dimaksud ada tujuh tehnik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tes tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri.
Bentuk tes tertulis yang digunakan di sekolah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya,yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya bersifat objektif, sedang tes non-objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu :
a. Soal dengan memilih jawaban
- Pilihan ganda
- Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
- menjodohkan
b. Soal dengan menyuplai jawaban
- Isian atau melengkapi
- Jawaban singkat atau pendek
- -Soal uraian.
Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai dengan jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan menengah, tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya terbanyak pada tingkat pemahaman , aplikasi, dan analisis
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan menilai kemampuan mengingat dan memahami, serta mengenal kembali fakta-fakta , memahami hubungan antar dua hal atau lebih, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
Pro kontra terhadap tes bentuk objektif sangat menonjol di kalangan dunia pendidikan. Sebagian bahkan menuduh bahwa tes ini menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan Indonesia. Pilihan ganda mempunyai beberapa kelemahan seperti diurai pada pendahuluan , sehingga kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Namun begitu tes objektif tetap saja dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar peserta didik, ini tentulah karena terdapat nilai guna atau kelebihan-kelebihan pada tes objektif tersebut.

B.Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif
Kunandar (2007 ), lebih rinci mengurai beberapa kelemahan dan kelebihan tes objektif . Kelemahannya adalah sebagai berikut:
1. Pada umumnya soal tes objektif hanya tepat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat kembali, mengenal kembali, mengasosiasikan antar dua hal, memahami hubungan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
2. Dapat membuat siswa tidak terbiasa mengemukakan ide secara tertulis dengan menggunakan kata-kata sendiri.
3. Kemungkinan untuk menebak jawaban besar sekali dan sulit untuk dilacak
4. Proses berpikir siswa tidak dapat diikuti sebab yang dilihat hanyalah pilihan-pilihan jawaban yang dipilih.
5. Memungkinkan siswa menyontek dengan mudah.
6. Tidak mudah membuat soal yang berkualitas. Dalam hal ini butir soal harus mencapai sasarannya yaitu dapat mengukur kemampuan peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sedangkan kelebihan dari tes objektif ini adalah:
1. Tugas-tugas yang dilakukan oleh siswa sudah pasti dan jelas.
2. Jumlah soal cukup besar sehingga dapat mewakili semua kompetensi yang diukur.
3. Kunci jawaban dapat dipersiapkan secara pasti dengan soal-soal yang disusun secara sistematis.
4. Kunci jawaban bersifat mutlak sehingga tidak menimbulkan subjektivitas.
5. Tidak ada kemungkinan bagi siswa untuk mengemukakan hal-hal yang tidak relevan dengan persoalan.
6. Dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dalam jumlah banyak dan mudah serta cepat dalam koreksi jawaban.


C.Mengatasi Kelemahan Tes Objektif Pilihan Ganda
Salah satu bentuk dari tes objektif adalah pilihan ganda. Seperti juga bentuk tes yang lain, mempunyai sisi lebih dan kurang bahkan dituding penyebab rendahnya mutu pendidikan Indonesia. Memang untuk membuat butir soal yang berkualitas, menghindari siswa bekerja sama dan menghindari siswa menebak jawaban, mungkin sulit.
Karena itu untuk membuat butir soal yang presentatif dan berkualitas, sebaiknya mengikuti pedoman utama pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda yaitu:
1. Pokok soal harus jelas
2. Pilihan jawaban homogen dalan arat isi
3. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama
4. Tidak ada petunjuk jawaban benar
5. Hindari menggunakan pilihan jawaban : semua benar atau semua salah
6. Pilihan jawaban angka diurutkan
7. Semua pilihan jawaban logis
8. Jangan menggunakan negatif ganda
9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.
10. Bahasa Indonesia yang baik dan baku.
11. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.(Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian , 2003)
12 Tingkat berpikir yang diukur bisa lebih tinggi tergantung pada kemampuan pembuat soal.
13 Terdapat butir soal yang merefleksikan ranah psikomotorik, misalnya mengenai langkah-langkah percobaan di laboratorium.
14 Terdapat butir soal yang merefleksikan ranah afektif, misalnya mengenai pencemaran lingkungan.
Untuk menghindari siswa bekerja sama, perlu dilakukan :
1. Pengawas ujian teliti dalam melakukan pengawasan selama ujian berlangsung.
2. Memberikan soal yang berbeda tipe (urutan soal beda, isi sama) bagi peserta yang posisinya berdekatan.
Untuk menghindari jawaban menebak, adalah dengan pemberitahuan terlebih dahulu bahwa jawaban yang salah akan diberi skor negatif. Dengan cara ini peserta akan bersungguh-sungguh mencari jawaban benar.
Cara penskoran tes pilihasn ganda ada dua, yaitu:
1. Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan
Skor = B/N x 100
B = banyak butir yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
Contoh : Banyak soal tes ada 40 butir.
Banyak jawaban yang benar ada 23
Jadi skor yang diperoleh peserta didik adalah
Skor = 23 /40 x 100
= 575

2. Penskoran dengan koreksi terhadap jawaban tebakan
Skor = [ B- (S/P-1) : N ] x 100
B = banyaknya butir soal yang dijawab benar
S = banyaknya butir soal yang dijawab salah
P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir
N= banyaknya butir soal
Butir soal yang tidak dijawab diberi skor no
Contoh : Banyak soal tes 40 butir dengan 5 pilihan tiap butir
Banyaknya jawaban benar ada 20
Banyaknya jawaban salah ada 12
Tidak dijawab ada 8
Skor = [ 20- (12/5-1) : 40 ] x 100
= 425






BAB III
KESIMPULAN
Setelah mengkaji permasalahan dengan mengutip pendapat para ahli dan atas gagasan penulis, disimpulkan bahwa :
- Tes pilihan ganda bisa mencakup banyak materi pelajaran , penskoran objektif, dan bisa dikoreksi dengan komputer.
- Terdapat beberapa kelemahan pada bentuk tes pilihan ganda antara lain: membuat butir soal yang berkualitas cukup sulit, memberi peluang bagi peserta didik untuk bekerja sama atau mencontek teman, dan peserta didik cenderung menebak jawaban.
- Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara berikut:
Untuk membuat soal yang berkualitas sebaiknya mengikuti langkah-langkah pedoman pembuatan butir soal pilihan ganda .
Untuk menghindari kerja sama peserta tes diperlukan pengawasan yang teliti dari pengawas ujian dan susunan butir soal dibuat berbeda. Sedangkan agar peserta didik tidak menjawab dengan menebak, maka jawaban yang salah diberi skor negatif.
- Cara penskoran tes ada dua ,yaitu : penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan dan penskoran koreksi terhadap jawaban tebakan.














BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur,Dr, dkk, (2003), Pedoman Umum Pengembangan Penilaian,_________
Departemen Pendidikan Nasional, (2008), Bahan/Materi Bintek KTSP SMA Tingkat Kabupaten/Kota, Depdiknas, Jakarta.
Kunandar, (2007), Guru profesional, Jakarta

INVENTARISASI ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM

INVENTARISASI ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM SMA NEGERI I GEBANG
Pendahuluan
Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki instansi. Laboratorium SMA Negeri I Gebang, yang di dalamnya terdapat alat-alat dan bahan-bahan kimia penting, sudah tentu memerlukan inventarisasi. Ditambah lagi dengan adanya pemboman di beberapa kota di Indonesia, maka pendataan mengenai asset laboratorium menjadi sesuatu yang mutlak. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan memudahkan pengelolaan, penggunaan, pendataan asset, dan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau memperisapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Penyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki laboratorium SMA kita bertujuan :
1. Mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peraltan akan ditempatkan.
2. Mengurangi biaya operasional.
3. Mencegah pemakaian berlebihan bahan.
4. Mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya .
5. Mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
6. Memudahkan pemasukan/penyimpanan, dan pemakaian/peminjaman.
7. Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan.
8. Meningkatkan kualitas kerja.

Mengingat akan banyaknya kemudahan dan keuntungan yang bisa didapatkan dari penyelenggaraan inventarisasi alat dan bahan laboratorium, maka perlu disusun suatu pedoman mengenai strategi inventarisasi alat dan bahan laboratorium SMA Negeri I Gebang. Pedoman inventarisasi ini juga menjadi tolak ukur kelengkapan administrasi sekolah.
Pengelompokan Alat Bahan Laboratorium
Alat dan bahan laboratorium ditempatkan sedemikan rupa agar mudah diambil dan dikembalikan. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci .
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat .Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
- Alat-alat gelas, misalnya berbagai gelas ikur.
- Alat-alat optik, misalnya mikroskop.
- Instrumen, misalnya balance.
- Alat-alat kayu, misalnya penjepit
- Bahan-bahan kimia, misalnya yang bersifat asam, basa, korosif.

Pemberian Label Zat Kimia
Label harus dicantumkan baik di rak, lemari, laci, dan wadah zat. Tujuan pemberian label adalah untuk memudahkan menemukan masing-masing alat dan bahan yang diperlukan. Point –point yang harus ada dalam pemberian label pada wadah zat kimia tersebut adalah :
- Kata tunggal (DANGER, WARNING, COUTION).
- Zat yang beracun dibuat dengan kode POISON.
- Nama zat.
Dokumen inventarisasi
Dokumen inventarisasi berkaitan dengan format-format tertulis yang harus digunakan atau diisi :
1. Buku Induk Barang Inventaris yang terdiri dari:
a. Nomor
b. Kode
c. Tanggal terima
d. Nama alat atau bahan
e. Merk atau Type
f. Spesifikasi
g. Asal dan Tahun
h. Jumlah
i. Keterangan Baik atau Rusak

Buku Induk Barang Inventaris
SMA Negeri I Gebang
No Kode Tgl
Terima Nama Merk/
type Spesifikasi Asal dan Tahun Jumlah Ket








Gebang,
Kepala Laboratorium




(..........................)

2. Daftar Alat-Alat Gelas, yang berisi point-point seperti tertera pada tabel
Daftar Alat-Alat Gelas

No Kode Tgl
Terima Nama Merk/
type Spesifikasi Asal dan Tahun Jumlah Ket






3. Daftar Bahan Kimia, berisi point-point seperti tertera pada tabel
No Kode Nama Kategori Wujud Jumlah Pabrik
merk Ket






4. Daftar Peminjam Alat-Alat
a. Jenis Alat
No Deskripsi No Katalog Jumlah Ket






b. Peminjam
No Nama
Peminjam Posisi Tanggal Keadaan Tanda Tangan
Staf/
siswa Pinjam Kembali Baik Rusak Peminjam Pemberi






catatan:..............................................................
5. Daftar Pemakaian Alat, berisi point-point seperti tertera pada tabel
No Nama Pemakaian Tanda Tangan Ket
Untuk Lama Total Pemakai Penanggungjawab








6. KARTU STOK
Setiap alat yang berbeda diberi warna yang berbeda pula sesuai kelompok mata pelajarannya biologi warna hijau, fisika warna biru, alat visual putih, bahan kimia kuning. Pada masing - masing kartu tertera:
a. Huruf dilingkari sesuai huruf depan nama alat.
b. Nama alat diisi sesuai nama alat atau bahan.
c. Spesifikasi diisi sesuai spesifikasi alat dan kemampuannya.
d. Kode diisi kode baru atau kode lama.
e. Keadaan diisi jumlah banyaknya dan kondisinya baik atau rusak.
f. No Inventaris diisi sesuai dengan buku inventaris.

Penutup
Inventarisasi alat dan bahan kimia di laboratorium sangat diperlukan untuk memudahkan pengelolaan, penggunaan, pendataan asset, dan dapat diperoleh petunjuk untuk mempersiapan anggaran atau memperisapkan kegiatan pada tahun yang akan datang. Petugas laboratorium yang telah ditunjuk harus melakukan inventarisasi sesuai pedoman yang telah ditetapkan. Inventarisasi yang baik mencerminkan kinerja yang baik . welcome to lab.




SUGIARTI, FEB 10
Daftar Pustaka
CARA MEMPERLAKUKAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM IPA, TIM EDUKASI-NET

Catelia Deean
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMPN 126 JAKARTA TIMUR. Oleh: Dwi Anna Dyan Pangestuti


Pengelolaan Lab Bagian 4 (ADMINISTRASI FASILITAS DI LABORATORIUM)

Posted Min, 21/12/2008 - 21:06 by langgeng
oleh : Langgeng Hadi P.
(penulis dulu adalah seorang guru SMK sekarang di SMA 2 Purwokerto, ilmu ini didapat di PPPG Bandung)
DATA FASILITAS/INVENTARIS



INVENTARISASI ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM
SMA NEGERI I GEBANG



Prodi Pendidikan Kimia PPs
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010

Tanda atom

TANDA ATOM
1. NOMOR ATOM
2. NOMOR MASSA
3. PENULISAN TANDA ATOM


TANDA ATOM

Atom tersusun dari partikel-partikel subatom yaitu; elektron, proton dan neutron. Setiap atom dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah proton dan neutron yang dikandungnya.


1. NOMOR ATOM

Nomor atom adalah jumlah proton dalam inti atom. Dalam suatu atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektron sehingga nomor atom juga menandakan jumlah elektron yang terdapat dalam atom.

nomor atom = jumlah proton

Contoh nomor atom nitrogen adalah 7; ini berarti setiap atom nitrogen netral mempunyai 7 proton dan 7 elektron.

2. NOMOR MASSA

Nomor massa adalah jumlah total seluruh partikel penyusun atom. Oleh karena massa elektron sangat kecil maka diabaikan , sehingga massa atom merupakan jumlah total proton dan neutron dalam inti atom.

nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= nomor atom + jumlah neutron
Dengan mengetahui nomor atom dan nomor massa dari suatu atom maka dapat diketahui pula jumlah neutronnya. Jumlah neutron sama dengan selisih antara nomor massa dan nomor atom. Contoh, nomor massa fluorin adalah 19, dan nomor nya adalah 9. Jadi jumlah neutron dalam inti adalah 19 – 9 =10.




3. PENULISAN TANDA ATOM

Tanda atom yang lengkap disimbolkan sebagai berikut:

A
X
Z

X = lambang atom
A = nomor massa
z = nomor atom

Contoh: Atom natrium disimbolkan dengan 23 Na , tentukan jumlah proton, neu
tron dan elektronnya. 11

Pembahasan : simbol atom 23 Na .
11
nomor atom = 11
jumlah proton = 11

nomor massa = 23,
jumlah proton + jumlah neutron = 23
11 + jumlah neutron = 23
jumlah neutron = 12

Atom tersebut merupakan atom netral
dimana jumlah proton = jumlah elektron, sehingga
jumlah elektron = 11


latihan :

1. Atom magnesium disimbolkan 12 24Mg , jumlah elektron, proton dan neutronnya berturut-turut adalah

a. 24, 24 dan 24
b. 12, 12 dan 12
c. 12, 24 dan 12
d. 12, 12 dan 24

2. Ion natrrium disimbolkan 1123 Na+ , jumlah elektron, proton dan neutronnya berturut-turut adalah.

a. 11, 12 dan 12
b. 11, 12 dan 23
c. 10, 11 dan 12
d. 10, 12 dan 23


3.Tentukan nomor atom dan nomor massa dari suatu unsur yang inti atomnya mengandung 17 proton dan 18 neutron.
a. nomor atom 17 , nomor massa 18
b. nomor atom 18, nomor massa 17
c. nomor atom 17, nomor massa 35
d. nomor atom 18, nomor massa 35