Selasa, 13 April 2010

IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR

IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR

Banyak pandangan tentang mengajar. Setiap pandangan membawa implikasi terhadap pelaksanaan pengajaran. Dan kita tentu tahu bahwa masing-masing pandangan atau teori mempunyai relevansi dengan situasi tertentu. Oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan minimal tentang teori belajar mengajar sebagai pegangan dalam praktek.
Berikut ini disajikan pemikiran-pemikiran yang telah disumbangkan para ahli terhadap belajar yaitu teori Gagne, teori Ausubel dan teori Piaget. Diharapkan penerapannya akan meningkatkan mutu pendidikan.

A.Teori Gagne
Guru merumuskan tujuan-tujuan mengajar dalam bentuk yang disebut Tujuan Instruksional Khusus yang di dalamnya tercakup tiga domain , yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik.
Hasil Belajar Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan-kemampuan (capabilities). Menurut Gagne kemampuan-kemapuan yang ditunjukan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu :
1. Ketrampilan Intelektual
Ketampilan ini merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.
2. Strategi-strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan proses kontrol , yaitu proses internal yang digunakan pesertra didik untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.
3. Informasi Verbal Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah , dan juga dari kata-kata yang diucapakn orang, dari membaca, radio, televisi dan media lainnya.
4. Sikap-sikap
Sikap-sikap ini ditujukan pada perilaku-perilaku sosial seperti kata-kata kejujuran, dermawan, dan nilai moralitas lainnya.
5. Ketrampilan-ketrampilan Motorik
Merupakan kegiatan fisik yang digabung dengan ketrampilan intelektual, seperti menggunakan buret, memanaskan zat, dll.

Kejadian-kejadian Belajar Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning act), yaitu :
1. Fase Motivasi
2. Fase Pengenalan
3. Fase Perolehan
4. Fase Retensi
5. Fase Pemanggilan
6. Fase Generalisasi
7. Fase Penampilan
8. Fase Umpan Balik

Kejadian-kejadian instruksi Berdasarkan analisanya tentang kejadian-kejadian belajar, Gagne menyarankan kejadian-kejadian instruksi, yaitu :
1. Mengaktifkan motivasi (activiting motivation)
2. Memberi tahu tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian (directing attention)
4. Merangsang ingatan ( stimulating recall)
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi ( enhancing retention)
7. Melancarkan transfer belajar 8. Mengeluarkan penampilan, memberikan umpan balik

B.Teori Ausubel
Belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi , yaitu:
 Dimensi pertama berhubungan dengan materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan.
 Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.

Belajar Bermakna
Inti dari teori Ausubel adalah belajar bermakna . Belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru pada pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsumer-subsumer relevan yang telah ada dalam struktur kognitif.

Belajar Hafalan Bila dalam stuktur seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila tidak dilakukan usaha untuk
mengasimilasi pengetahuan baru pada konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif , akan terjadi belajar hafalan.

Menerapkan Teori Ausubel Dalam Mengajar Dalam mengajar ,belajar bermakna menekankan penerapan prinsip-prinsip tertentu yaitu : 1. Pengatur awal (advance organizer)
2. Diferensiasi progresif
3. Belajar superordinat
4. Penyesuaian integratif

Peta Konsep
Digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep. Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila peta konsep disusun secara hierarki, ini berarti konsep yang lebih inklusif berada di puncak peta.

C. Teori Piaget

Dalam pandangan Piaget , pengetahuan daatang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada sejauh mana anak aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya dengan lingkungan (kontrukktivis)

Menurut Piaget , ada 3 aspek pertumbuhan intelektual yaitu stuktur, isi dan fungsi. Tindakan menuju pada perkembangan operasi , dan selanjutnya operasi menuju pada perkembangan struktur.
Operasi merupakan tindakan yang terinternalisasi , reversible, selalu tetap,
Struktur merupakan organisasi mental tingkat tinggi , satu tingkat lebih tinggi dari operasi.
Isi pertumbuhan intelektual ialah pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah yang dihadapi.

Tingkat Perkembangan Intelektual
Semua individu melalui 4 tingkat perkembangan intelektual , yaitu :
• sensori-motor , usia 0 – 2 tahun
• pra-operasional, usia 2 – 7 tahun
• operasional konkret, usia 7 – 11 tahun
• operasional formal, usia 11 hingga dewasa

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelektual
Berdasarkan hasil studinya yang bertahun-tahun, Piaget mengemukakan bahwa ada 5 faktor yang mempengaruhi transisi ini yaitu :
• kedewasaan (maturation),
• pengalaman fisik (physical experience),
• pengalaman logika matematik ( logic-mathematical experience),
• transmisi sosial (social transmission),
• proses keseimbangan (equilibration).

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR GAGNE
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Buku sumber : - Buku kimia kelas X, Parning dan Horale, Yudhistira, 2006 - Buku kimia kelas X, Unggul Sudarno, Phibeta, 2006 - Buku kimia kelas X, Ganeca Excat Bandung, 2006

MATERI FASE BELAJAR KEGIATAN BELAJAR

Manfaat listik dalam kehidupan sehari-hari



Identifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit
















Larutan elektrolit dan nonelektrolit







Larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
Fase motivasi





Fase pengenalan




Fase perolehan



Fase retensi








Fase generalisasi








Fase penampilan






Fase umpan balik
- Peserta didik menyebutkan fungsi listrik dalam kehidupan sehari-hari
- Menyebutkan benda-benda yang dapat menghantar arus listrik ( konduktor)
- Menyebutkan benda-benda yang tidak dapat menghantar arus listrik (isolator)

- Peserta didik diingatkan untuk memperhatikan bola lampu (terang, redup, mati) dan memperhatikan muncul atau tidaknya gelembung udara dalam larutan ketika melakukan percobaan

- Peserta didik menggunakan alat uji elektrolit untuk mengetahui apakah larutan- larutan yang sudah tersedia dapat menghantar listrik atau tidak.

- Menyebutkan kembali benda-benda padat yang dapat dan tidak dapat menghantar listik , yang terdapat disekitarnya.
- Menyebutkan larutan-larutan yang dapat menghantar listrik dan yang tidak sesuai hasil percobaan.
- Memberi alasan mengapa larutan-larutan tsb disebut elektrolit dan nonelektolit

- Menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantar arus listrik
- Mengelompokan larutan-larutan yang digunakan dalam percobaan, ke dalam 3 kelompok yaitu : senyawa ion, kovalen, kovalen polar
- Menuliskan reaksi ionisasi dari larutan elektrolit yang digunakan dalam percobaan


- Megerjakan latihan
Dituliskan 10 macam larutan senyawa. Peserta didik diminta untuk menentukan a. jenis ikatan kimia
b. reaksi ionisasi
c. sebagai elektrolit lemah, kuat atau nonelektrolit


- Peserta didik yang belum kompeten, mengikuti remedial



SUGIARTI
081188410030
PRODI S2 PENDK KIMIA
UNIMED

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR AUSUBEL
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Buku sumber : - Buku kimia kelas X, Parning dan Horale, Yudhistira, 2006 - Buku kimia kelas X, Unggul Sudarno, Phibeta, 2006 - Buku kimia kelas X, Ganeca Excat Bandung, 2006

MATERI PRINSIP BELAJAR KEGIATAN BELAJAR

Peranan ion dalam menghantar arus listrik




Senyawa ion, kovalen dan kovalen polar






Larutan elektrolit dan nonelektrolit
Pengatur awal :
Peserta didik mendapat penjelasan bahwa dalam larutan elektrolit terdapat ion yang bergerak bebas, yang berperan menghantar arus listrik.

Diferensiasi progresif :
Disajikan konsep yang umum yaitu
pengertian larutan,
contoh-contoh larutan,
larutan senyawa ion,
larutan senyawa kovalen dan kovalen polar


Belajar superordinat :
Memahami keluasan konsep sebelumnya melalui percobaan











Penyesuaian integratif:
Menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep sebelumnya
- Peserta didik berdiskusi tentang daya hantar listrik dari senyawa-senyawa yang tidak dalam bentuk larutan




- Peserta didik menentukan larutan yang telah tersedia sebagai senyawa ion, kovalen, atau kovalen polar
- Menuliskan reaksi ionisasi





- Peserta didik mengidentifikasi larutan , dapat atau tidak dapat
menghantar arus listrik (elektrolit , nonelektrolit) sesuai hasil percobaan
- Mengelompokkan larutan ke dalam 2 bagian yaitu : elektrolit dan nonelektrolit.
- Mengelompokkan larutan elektrolit ke dalam 2 bagian yaitu : elektrolit kuat dan elektrolit lemah.


- Peserta didik menemukan hubungan antara daya hantar listrik dengan jenis ikatan kimia
- Peserta didik memahami bahwa larutan elektrolit sebagai konduktor, dan larutan nonelektrolit sebagai nonkonduktor.

.






SUGIARTI
081188410030
PRODI S2 PENDK KIMIA
UNIMED


IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR PIAGET
Pokok Bahasan : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Buku sumber : - Buku kimia kelas X, Parning dan Horale, Yudhistira, 2006 - Buku kimia kelas X, Unggul Sudarno, Phibeta, 2006 - Buku kimia kelas X, Ganeca Excat Bandung, 2006

MATERI FASE BELAJAR KEGIATAAN BELAJAR

Manfaat listrik




Larutan elektrolit dan nonelektrolit












Elektrolit kuat dan elektrolit lemah



Apersepsi




Eksplorasi














Konflik kognisi



Pengenalan konsep


Aplikasi konsep
- Peserta didik mengemukakan kemudahan- kemudahan yang dirasakan dengan adanya listik, juga sisi negatifnya jika ada.

- Peserta didik mencari larutan-larutan yang dapat dan tidak dapat menghantar arus listik .
- Peserta didik membedakan larutan-larutan yang telah disediakan guru, dapat atau tidak dapat mengahantar arus listrik
- Dengan menggunakan alat uji elektrolit, peserta didik mengetahui tingkat daya hantar listrik dari setiap larutan.
- Mengelompokkan larautan-larutan ke dalam 3 bagian, yaitu : elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit

- Mendiskusikan perbedaan tingkat daya hantar listrik dari larutan-larutan tsb.



- Peserta didik mengkaji jenis ikatan kimia dari tiap-tiap larutan senyawa.


- Peserta didik menjelaskan peranan ion dalam menghantarkan arus listrik.
- Peserta didik memperkirakan hubungan konsentrasi larutan larutan terhadap tingkat daya hantar listrik.








SUGIARTI
081188410030
PRODI S2 PENDK KIMIA
UNIMED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar